Menciptakan Lingkungan Positif bagi Remaja
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Menciptakan Lingkungan Positif bagi Remaja merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 13 Rabiul Awal 1446 H / 17 September 2024 M.
Kajian Tentang Menciptakan Lingkungan Positif bagi Remaja
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang berada di atas kebiasaan temannya, maka hendaklah setiap orang memperhatikan dengan siapa dia bersahabat.” (HR. Abu Dawud).
Manusia sangat terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan dan pergaulan yang baik untuk anak-anak adalah kewajiban orang tua. Anak-anak mungkin belum tahu mana yang baik atau buruk, karena pengalaman mereka masih minim dan usia mereka masih muda. Mereka cenderung mudah berteman dengan siapa saja.
Di sini, orang tua harus menuntun dan mengarahkan mereka. Seorang muslim tentunya tidak boleh sembarangan bersahabat karib. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا، وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ
“Janganlah engkau bersahabat dekat kecuali dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Sahabat karib berbeda dengan sekadar kenalan. Kenalan bisa banyak, tetapi sahabat karib harus dipilih dengan hati-hati.
Anak-anak, dengan segala keluguannya, belum tahu mana lingkungan yang berbahaya atau baik untuk mereka. Mereka belum bisa membedakan mana lingkungan yang negatif dan mana yang positif.
Maka dari itu, orang tua berkewajiban mencarikan atau memilihkan lingkungan pergaulan yang positif bagi anak-anak mereka. Lingkungan yang positif di sini bukan hanya sekadar shalih. Ada lingkungan yang diisi orang-orang shalih, tapi anak-anak tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Itu sudah cukup sebenarnya, tetapi yang diharapkan adalah lebih dari itu. Lingkungan yang positif adalah lingkungan yang tidak hanya shalih dan baik, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi anak, seperti meningkatkan kemampuan atau memberi keuntungan lain bagi perkembangannya.
Tidak semua lingkungan memiliki karakter seperti ini. Ada lingkungan yang baik agamanya, tetapi anak tidak mendapatkan manfaat selain pergaulan yang shalih. Lingkungan yang diharapkan adalah yang baik dan positif, di mana selain shalih, anak juga bisa meraih keuntungan dari bergaul di dalamnya.
Orang tua perlu ikut serta dalam hal ini. Jika diserahkan sepenuhnya kepada anak, mungkin saja mereka akan bergaul dengan orang-orang yang justru membahayakan diri mereka. Ada anggapan keliru dari sebagian orang tua yang berkata, “Biarkan anak memilih pergaulannya sendiri.” Ini adalah pandangan yang salah, karena anak-anak belum mengerti apa-apa. Dengan kepolosan dan keluguannya, mereka belum mengenal banyak karakter manusia. Anak mungkin hanya merasa nyaman dengan teman-temannya, tanpa memikirkan apakah pergaulan itu baik atau buruk, positif atau negatif.
Kesalahan dalam pergaulan sangatlah berbahaya. Salah memilih teman dapat berdampak negatif bagi perkembangan anak.
Allah menceritakan tentang orang-orang yang menyesali dirinya karena salah memilih pergaulan. Allah berfirman dalam surah Al-Furqan:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا ٢٧ يَٰوَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلٗا ٢٨ لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَآءَنِيۗ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِلْإِنسَٰنِ خَذُولٗا ٢٩
“Dan ingatlah hari (ketika) orang yang dzalim menggigit dua tangannya seraya berkata, ‘Wahai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku! Kiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan [25]: 27-29).
Pengaruh lingkungan dan teman sangat besar. Kita tentu tidak ingin anak-anak kita menjadi korban pergaulan yang salah. Namun, di sisi lain, kita juga tidak ingin mereka menjadi “kuper” (kurang pergaulan), karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang memerlukan teman dan lingkungan untuk bergaul. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri memiliki sahabat-sahabat dekat.
Manusia tidak bisa hidup sendiri. Anak-anak kita perlu berkomunitas dan berinteraksi dengan orang lain. Tentu, kita tidak bisa terus-menerus mengurung anak-anak di rumah tanpa memperbolehkan mereka bergaul. Ada kalanya kita tidak bisa selalu berada di samping mereka.
Sebagian orang tua bersikap terlalu protektif, bahkan melarang anak-anaknya bergaul dengan siapa pun karena terlalu curiga. Akibatnya, anak tersebut tidak memiliki teman dan tidak memahami dinamika pergaulan sosial.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54491-menciptakan-lingkungan-positif-bagi-remaja/